Friday, September 30, 2016

MENIKMATI RIZQI

Oleh Salim A. Fillah

Makanan lezat dapat diburu, hidangan mahal dapat dibeli. Untuk menikmati racikan seorang Chef Bintang Lima Michelin di Kota Paris, kita harus mengajukan reservasi jauh-jauh hari, dengan uang pangkal yang cukup untuk biaya hidup di Yogyakarta selama berbulan tanpa ngeri.

Tapi nikmatnya makan adalah rizqi, Allah Yang Maha Memberi lagi Membagi.

Seorang bapak di Gunung Kidul yang mencangkul sejak pukul 07.00 pagi, di jam 10.30 didatangi sang istri. Sebuah bakul tergendong di punggungnya, dengan isi amat bersahaja. Nasi ketan bertabur parutan kelapa. Sementara cereknya berisi teh panas, wangi, sepet, kenthel, dan legi.

Peluh dan lelah menggenapkan rasa nikmat di tiap suapan sang belahan jiwa. Senyum mereka tak terbeli oleh berapapun harga. Ranjang paling empuk dapat dibeli. Kamar tidur paling mewah dapat dirancang. Hotel berlayanan bintang tujuh, Burj Al 'Arab di Dubai dapat menyediakan ruang rehat dengan sewa semalam seharga membangun rumah di negeri kita.

Tapi nikmatnya tidur adalah rizqi. Allah Yang Maha Memberi lagi Membagi.

Seorang anak pemulung berbantal kayu, beralas kardus, berselimut Koran terlelap di atas gerobak orangtuanya pada suatu malam di Jakarta. Begitu nyenyak sampai susah untuk membangunkannya.

Gaji yang tinggi dapat dikejar dengan karir cemerlang. Uang yang banyak dapat dikumpulkan dengan memeras keringat hingga kering dan membanting tulang hingga linu. Tapi rizqi adalah soal menikmati, Allah Yang Maha Memberi lagi Membagi.

Seorang direktur sebuah BUMN bergaji besar yang duduk di samping saya dalam penerbangan kelas bisnis hanya memandang cemburu ketika sajian saya nikmati. Saya bertanya mengapa hanya air putih saja yang diteguknya, digenggam erat dalam gelas kaca.

Sungguh berat bagi beliau; mau makan manis, kata dokter, "Jangan Pak, diabetesnya." Mau makan gurih, kata dokter, "Jangan Pak, kolesterolnya." Mau makan asin, kata dokter, "Jangan Pak, hipertensinya." Mau makan kacang, kata dokter, "Jangan Pak, asam uratnya."
Ah saya membayangkan, berapakah yang dinikmati manusia dari apa yang dia sangka miliknya dan ditumpuk-tumpuk dan dihitung jumlahnya. Sekira 1000 triliun ada di rekeningnya, lalu esok pagi tiba malaikat maut menunaikan tugasnya, rizqi siapakah itu sebenarnya? Ahli waris atau bahkan musuh bisnis, Allah tak kekurangan cara untuk mengantarnya pada yang sudah dijatahkan tertulis di sisiNya.

Betapa benar Al Mushthafa
ketika bersabda, "Anak Adam berkata, 'Hartaku! Hartaku!' Padahal apalah hartanya itu selain makanan yang dilahapnya hingga habis, pakaian yang dipakainya hingga usang, dan apa yang dinafkahkannya di jalan Allah lalu dia dapati Allah membalasnya berlipat di akhirat."

Rizqi adalah jaminan. Menjemputnya adalah ujian. Bekerja adalah ibadah kita; 'itqan, ihsan, ikhlas; bukan mencari rizqi, tapi mencari pahala. Sebab kita harus memindahkan kekhawatiran, dari yang dijamin kepada yang belum dijamin. Yakni; akankah pulang kita ke surga? WaAllahu a'lam semoga bermanfaat.

Tuesday, September 27, 2016

10 Jurus Membuat Rezeki Selalu Menghampiri Kita

*1. Taqwa*

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS ath-Thalaq: 2-3).

*2. Tawakal*

Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)

*3. Shalat Dhuha*

Firman Allah dalam hadits qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

*4. Istighfar*

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS Nuh: 10-12).

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim)

*5. Silaturahmi*

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”

*6. Sedekah*

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."  (QS. Al-Baqarah: 261)

Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana (sedekah kpd) orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

*7. Berbuat Kebaikan*

"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Alqashash:84)

Nabi bersabda: "Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat." (HR. Ahmad)

*8. Berdagang*

Dan Nabi SAW bersabda: “Berdaganglah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perdagangan." (Riwayat Ahmad)

*9. Bangun lebih Pagi*

Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya,

"Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai  terbitnya  matahari." ( H.R. Al-Baihaqi)

Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan."
(H.R. At-Tabarani)

*10. Bersyukur*

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.  (QS Ibrahim:7)

Selamat beraktifitas menggapai rezeki.