Ahmad Syah Masoud. Singa Lembah Panshir itu adalah legenda yang tak
terlupakan dalam sejarah jihad di Afghanistan. Ada banyak bintang di langit jihad
Afghanistan saat para mujahidin yang papa mengusir Pasukan Beruang Merah Uni
Soviet dari negeri mereka, atau bahkan menjadi sebab keruntuhan imperium itu
beberapa tahun kemudian, tetapi bintang Ahmad Syah Masoud, mungkin yang paling
terang di antara semua bintang.
Ketika beliau syahid beberapa waktu lalu, dipenggalan terakhir dari
pemerintahan Taliban, atau sebelum invasi Amerika ke bumi jihad itu, kita semua
mempunyai alasan untuk menitikkan air mata kesedihan. Sekali lagi, kesedihan.
Sebagaimana kesedihan yang dirasakan wanita-wanita Madinah ketika mereka mendengar
berita kematian Khalid bin Walid di Syam. Sebab, orang-orang seperti mereka itu
memang layak ditangisi. Sebab, tidak banyak wanita yang bisa melahirkan laki-laki
seperti mereka.
Akan tetapi, disini terdapat sebuah petuah: bahwa legenda kepahlawanan
boleh jadi sudah tertulis, sebelum pahlawannya sendiri mati; bahwa pahlawan itu
telah mencapai puncak karyanya, sebelum ia mati. Sebab, kepahlawanan bukanlah
puncak karya yang ditulis sepanjang hayat. la ditulis hanya sesaat dalam hidup,
tidak terlalu lama, tetapi maknanya melampaui usia kita, atau bahkan generasi
kita, atau bahkan beberapa generasi kemudian.