Friday, April 3, 2020

Sikap Positif

Sikap Positif




Pikiran positif, yang salah satunya memiliki visi hidup yang jelas baik dunia maupun akhirat insya Allah akan membawa kita kepada keberhasilan. Pikiran positif lainnya ialah selalu berkata 'saya bisa' dan 'saya akan'. Meskipun secara islami akan lebih baik jika di tambah dengan kata insya Allah. Kata-kata 'saya akan' dan 'saya bisa' adalah refleksi dari pikiran positif yang tidak menyerah pada keadaan, apapun keadaan yang dilaluinya.

Dr Edward Banfield, seorang ahli sosiologi dari Universitas Harvard menulis buku yang berjudul The Unheavenly City. Dia menggambarkan satu faktor penting seseorang dalam meraih kesuksesan. Dia menemukan bahwa faktor utama yang menyebabkan sesorang sukses adalah sikap tertentu yang ada dalam pikiran orang tersebut.

Sikap itu adalah perspektif jangka panjang. Ini berarti bahwa seseorang yang sukses dalam berencana dan bertindak selalu memiliki perspektif jangka panjang. Setiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan akibatnya bagi masa depan dalam jangka panjang. Tidak ada istilah bagi mereka yang berbunyi "bagaimana nanti saja", mereka lebih berpikir: "Nanti bagaimana?"
Berpikir jauh ke depan bukan berarti mengkhawatirkan masa depan. Tetapi lebih kepada mempersiapkan masa depan. Segala keputusan, rencana, dan tindakan akan dipertimbangkan bagaimana dampaknya di masa depan. Apakah keputusan saya saat ini akan membawa dampak positif bagi masa depan saya? Apakah rencana saya mendukung visi saya? Apakah tindakan saya akan mempengaruhi masa depan saya?

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr:18)

Satu-satunya cara untuk membentuk perspektif jangka panjang ini ialah dengan merumuskan visi Anda saat ini1. Jangan abaikan dengan langkah sukses ini. Jangan takut untuk gagal, lebih baik Anda gagal meraih visi yang luar biasa, dari pada berhasil tidak meraih apa pun. Jika visi Anda mulia atau sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, insya Allah proses Anda dalam meraih visi tersebut akan mendapatkan pahala.

Jika Anda berpikir bahwa penampilan maupun kemampuan Anda berada di bawah orang lain, maka sikap Anda akan minder. Jika pikiran Anda mengatakan bahwa Anda memiliki potensi yang sama dengan orang lain, maka Anda akan percaya diri. Ini adalah salah satu kejaiban pikiran yang akan membentuk karakter. Karakter akan terbentuk pada diri kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan tentang diri kita.

Orang yang malas memiliki pikiran bahwa kekurangan dia sudah takdir sehingga dia akan tetap miskin meskipun telah berusaha. Sedangkan orang yang rajin, berpikiran bahwa kita harus berusaha dulu baru kemudian tawakal atau menyerahkan kepada takdir. Karena memang Allah memerintahkan demikian, usaha dulu baru tawakal.

Jika Anda berpikiran bahwa kegagalan itu memalukan dan kegagalan adalah akhir segalanya, maka Anda akan merasa ketakutan saat melakukan sesuatu. Lain lagi jika berpikir bahwa gagal adalah suatu pembelajaran dan menganggap masih ada kesempatan lain, maka Anda akan menjadi orang yang berani.

Sikap pesimis disebabkan oleh pikiran bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan. Sikap pesimis juga karena merasa sudah ditakdirkan miskin, sikap pesimis juga karena berpikir bahwa keadaan di sekililingnya tidak mendukung. Sebaliknya sikap optimis muncul karena dalam pikiran dia mengatakan bahwa segala sesuatu bisa dipelajari, siapa tahu besok lusa Allah akan memberi rezki, dan bagaimana pun keadaannya masih ada yang bisa sukses, termasuk dirinya. Bagaimana Anda berpikir akan menentukan apakah Anda orang yang optimis atau pesimis.

Pernah ada orang yang tidak menjalankan bisnisnya karena tidak memiliki contoh produk. Inilah orang reaktif, orang yang kalah dengan alasan. Sementara ada orang lain yang bisa mengusahakan contoh produk, dia mencari, meminta, meminjam, atau membeli. Dia berpikir bahwa setiap alasan selalu ada solusinya. Inilah orang proaktif.

Pikiran menghasilkan sikap, sikap menghasilkan kebiasaan, kebiasaan menghasilkan karakter atau akhlaq, dan akhlaq menentukan nasib Anda. Jadi nasib Anda ditentukan oleh pikiran Anda (selain oleh kehendak Allah). Jadi jika ingin nasib Anda baik, perbaikilah pikiran Anda.

Saat kita berdiri, kita melihat dunia ini tegak semua. Saat kita berbaring, kita melihat dunia ini miring semua. Saat kita berdiri dengan dua tangan dan kaki di atas, kita melihat dunia ini terbalik. Saat mata kita terpejam seakan dunia ini tidak ada. Saat kita pusing kita melihat dunia ini oleng. Dunia terlihat sesuai dengan kondisi kita, padahal tidak ada perubahan pada dunia tersebut.

Itulah gambaran dari sikap kita. Kita memandang sesuatu tergantung pada sikap yang kita miliki. Jika sikap kita positif, kita melihat segala sesuatu dengan positif, sebaliknya jika sikap kita negatif, kita melihat segala sesuatu dengan negatif. Sikap sungguh besar pengaruhnya terhadap kehidupan kita sebab mempengaruhi cara pandang kita terhadap dunia.

Sikap adalah cara pandang atau berpikir kita terhadap sesuatu. Sehingga sikap menjadi suatu penentu tindakan kita, sikap menjadi sebuah saringan terhadap tindakan-tindakan kita. Jelaslah sikap sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, termasuk sukses atau gagal.

Mungkin, Anda perlu merenungkan sikap yang dimiliki saat ini. Lihat korelasinya dengan kesuksesan Anda saat ini. Perlukan Anda memperbaiki sikap? Kejujuran Anda terhadap sikap Anda akan menentukan adanya perbaikan terhadap kehidupan Anda. Sikap memang sulit untuk diubah, tetapi bukan tidak bisa.

Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, ke mana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda. Jika memang ada, bersihkan terasi tersebut dan dunia pun kembali segar.


Sumber: Buku Change Your Mind

No comments:

Post a Comment